Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pattimura

Penguasaan atas tanah secara fisik merupakan salah satu faktor utama dalam
rangka pemberian hak atas tanahnya. Sengketa atas tanah sering timbul dalam
kehidupan masyarakat antara lain disebabkan adanya masalah yang ada dalam hak atas
tanah itu sendiri. Dalam menangani permasalahan tersebut salah satu cara
menyelesaikan sengketa pertanahan yaitu melalui jalur Litigasi namun dalam
penerapan pemeriksaan perkara di pengadilan sering kali ditemukan cacat formil dalam
suatu gugatan. Penelitian ini mengkaji tentang Pertimbangan Hakim dalam
memutuskan perkara perdata pada putusan No 19/Pdt.G/2020/PN Msh.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian
Yuridis normatif. Bahan hukum yang digunakan yaitu bahan hukum primer,
sekunder, tersier. Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan adalah
penelusuran kepustakaan
Berdasarkan hasil penelitian ini, pertimbangan hakim pada putusan No
19/Pdt.G/2020/PN Msh ini sudah tepat sebagaimana hukum telah mengaturnya. PP No.
24 Tahun 1997 memberikan kepastian hukum bagi penggugat dan tergugat selaku
pemegang hak. Namun Penggugat dalam hal ini, tidak dapat membuktikan dalil
gugatannya maka atas gugatan sengketa hak atas tanah dan tuduhan perbuatan melawan
hukum terhadap Tergugat dan turut Tergugat I dan Tergugat II gugatan Penggugat
merupakan gugatan cacat hukum atau Error In Objecto maka gugatan tersebut
mengandung cacat formil karena adanya perbedaan objek tanah yang didalilkan dalam
pokok gugatan Penggugat dengan tanah milik Tergugat dan turut Tergugat I dan
Tergugat II. Alasan serta dasar pertimbangan hakim pada Putusan ini dirasa sudah tepat
dan adil bagi kedua belah pihak.