Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pattimura

Suaka ekstrateritorial merupakan praktik pemberian perlindungan
internasional di luar wilayah teritorial suatu negara yang kerap dilakukan atas dasar
eksistensi teori ekstrateritorial dan prinsip inviolabilitas yang dimiliki oleh suatu
negara untuk melaksanakan misi diplomatiknya, dalam beberapa kasus pemberian
suaka ekstrateritorial terkadang dianggap mereduksi kedaulatan suatu negara
sehingga berpotensi meningkatkan tensi hubungan bilateral, dikarenkan negara
pemberi suaka biasanya memetingkan dalil kepentingan kemanusiaan di banding
apa yang di perbuat oleh penerima suaka tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif, yang
meliputi kajian bahan hukum, doktrin hukum, asas hukum, dan ketentuan hukum
positif untuk menjawab pertanyaan hukum yang dihadapi. Dengan kata lain, jenis
penelitian ini menganalisis kerangka hukum untuk memberikan jawaban atas
permasalahan hukum yang diteliti. Yang kedua adalah Pendekatan masalah yang
dilakukan adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan
pendekatan konseptual (conceptual approach), dan yang terakhir ialah Sumber
bahan hukum meliputi bahan hukum tersier, premier, dan sekunder.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemberian suaka oleh pemerintah
Ekuador terhadap Julian Assange tidak bertentangan dengan Deklarasi tentang
Suaka teritorial tahun 1967 karena perwakilan diplomatik merupakan perpanjangan
dari wilayah negara. Selain itu pemberian suaka harus dihormati oleh semua negara
dan pemberiannya tidak berkaitan dengan alasan tindak pidana terhadap
perdamaian, untuk hubungan diplomatik kedua negara tidak timbul hubungan yang
rusak akibat pemberian suaka tersebut, hal ini dikarenakan tensi tersebut timbul
dikarenakan pemberian suaka ekstrateritorial bukanlah suatu praktik yang diterima
secara sukarela oleh masyarakat internasional.