Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pattimura

Hak ulayat laut merupakan hak sepenuhnya masyarakat hukum adat setempat
serta memiliki kewajiban untuk mempertahankan hak ulayatnya, dan menjaga
sumber daya alam laut secara bersama-sama masyarakat hukum adat. Namun
demikian tidak menutup kemungkinan ada orang lain dari luar masyarakat hukum
adat tersebut yang memperole isin dari pemerintah dan masyarakat hukum adat,
untuk mengembangkan usahanya dibidang perikanan dalam hal ini usaha telur ikan
terbang, sebagaimana di wilayah petuanan laut masyarakat hukum adat yang
bertempat di wilayah Pulau Seira termasuk sampai ke petuanan Pulau Selu
Kecematan Wermaktian.
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian yuridis empiris yaitu penelitian
yang dilakukan untuk memperoleh data melalui observasi, wawancara,
dokumentasi, dan studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: Dampak dari usaha penangkapan telur ikan
terbang yang beroprasi di wilayah Pulau Seira bertempat di wilayah petuanan Pulau
Selu berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan, sejak tahun 2013 sampai tahun 2022,
menyebabkan pencemaran wilaya laut pada masyarakat hukum adat. Hal ini
disebabkan pelaku usaha menggunakan motor-motor laut berjumlah sekitar 300
(Tiga Ratus) motor. Dampak lain adalah masyarakat yang bekerja sebagai nelayan
tradisional penangkap ikan dan nelayan budi daya rumput laut sangat dirugikan
karena pendapatan masyarakat semakin menurun, sehingga berdampak pula pada
ekonomi masyarakat yang tidak stabil sejak hadirnya pelaku usaha penangkapan
telur ikan terbang tersebut di wilayah Pulau Seira Desa Weratan Kecamatan
Wermaktian Kabupaten Kepulauan Tanimbar.