Image of Motif Dan Modus Operandi Kejahatan Pemerkosaan Terhadap Anak Di Kota Ambon Dalam Prespektif Anomi

SKRIPSI HUKUM PIDANA

Motif Dan Modus Operandi Kejahatan Pemerkosaan Terhadap Anak Di Kota Ambon Dalam Prespektif Anomi



Pemerkosaan diartikan sebagai proses cara perbuatan memperkosa dengan kekerasan. Perkosaan tidak hanya terjadi kepada wanita yang dewasa tetapi sering pula terjadi pada anak-anak. Melihat akibat dari kekerasan perkosaan tersebut, negara berusaha memberikan jaminan yang halal kepada anak-anak muda dari perbuatan-perbuatan seksual yang bersifat preventif untuk mencegah kekerasan terhadap anak-anak dengan sanksi tambahan yang lebih berat bagi pelanggar hukum. Pengaturan pemberlakuan hukuman tambahan bagi pelaku kekerasan terhadap anak dilakukan untuk menimbulkan rasa putus asa bagi pelaku serta untuk mencegah dan mengurangi jumlah kekerasan terhadap anak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan membahas motif dan modus operandi kejahatan pemerkosaan terhadap anak di kota ambon yang dilihat dari perspektif anomi. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini yaitu yuridis empiris dengan tipe penelitian deskriptif analitis dan berbagai cara dan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengumpulkan data-data dan bahan-bahan yang diperlukan untuk melengkapi penyusunan penulisan.
Hasil dari penelitian ini bahwa dalam modus operandi yang dipakai pelaku dalam pemerkosaan tersebut menggambarkan bahwa, dengan lingkungan sepi serta tidak banyaknya penghuni sekitar menyebabkan pelaku mudah melakukan tipu muslihat dengan serangkaian kebohongan, membujuk atau bahkan memaksa korban memuaskan napsunya. Karena kekerasan seksual akan mustahil dilakukan di depan banyak orang atau tempat-tempat dimana control sosial masyarakat berlangsung. Menganalisa bahwa kesempatan merupakan salah satu faktor penting yang bisa memicu terjadinya pelecehan seksual dalam masyarakat. Selain itu perspektif anomi menggambarkan bahwa pelaku yang tidak pernah menerima sosialisasi tentang agama, mana yang halal, dan mana yang haram, mana yang baik dan mana yang buruk serta mana yang benar dan mana yang salah menjadikannya menerima sosialisasi sekunder dari lingkungan diluar keluarganya. Secara sosiologis pemahaman superior dan subordinasi menjadi hal yang terjadi di masyarakat yang menunjukan bahwa posisi laki-laki di tempatkan lebih berkuasa dibandingkan posisi perempuan. Kondisi hubungan relasi sosial yang tidak seimbang ini, mengakibatkan perempuan sering diperlakukan tidak senonoh, kurang menguntungkan dan bahkan merugikan perempuan secara fisik dan mental.


Ketersediaan

SP.1669 HEN m1SP.1669 HEN mPerpus. Fak. HukumTersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
SP.1669 HEN m
Penerbit Fakultas Hukum Unpatti : Ambon.,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SP.1669
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this