Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pattimura

Kekerasan seksual merupakan penyimpangan psikologis dimana hal ini mengarah
kepada suatu kegiatan seks yang tidak seimbang sehingga menimbulkan ancaman
terhadap individu tertentu. Berbagai macam hukuman tengah menjadi perbincangan
dalam kasus kekerasan seksual, terutama terhadap anak-anak. Menimbulkan efek jera
dirasa kurang mampu memberikan dampak yang begitu signifikan karena pelaku
penyimpangan psikologi tersebut melakukannya bukan hanya pada satu anak. Putusan
yang diberikan oleh pengadilan sangat diperlukan untuk memberikan efek jera kepada
pelaku kekerasan seksual terhadap anak, agar kejadian kekerasan seksual di Indonesia
semakin berkurang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai
penegakan hukum di Indonesia terhadap pelaku kekerasan seksual pada anak, dan
memberikan gambaran mengenai peranan aparat penegak hukum dalam mengambil
tindakan terhadap pelaku kekerasan seksual pada anak. Metode penelitian yang
digunakan dalam penulisan ini terdiri dari berbagai cara dan kegiatan yang dilakukan
dalam rangka mengumpulkan data-data dan bahan-bahan yang diperlukan untuk
melengkapi penyusunan . Penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif.
Hasil dari penelitian ini Bahwa dalam putusan Pengadilan Negeri hanya
mempertimbangkan unsur-unsur yang terpenuhi serta kemampuan terdakwa dalam
mempertanggungjawabkan Tindak Pidana yang dilakukannya sedangkan didalam
puutusan Pengadilan Tinggi lebih mempertimbangkan akibat yang didapat oleh anak
korban dan keluarga anak korban dimana anak korban dan keluarga anak korban harus
menanggung malu, biaya untuk merawat, membesarkan dan mendidik anak yang akan
dilahirkkan oleh anak korban, selain itu putusan yang diberikan oleh pengadilan tinggi
2(dua) tahun lebih tinggi dari putusan Pengadilan Negeri bertujuan untuk memberikan
efek jerah serta kesadaran akan perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa yang telah
menghancurkan masa depan anak korban.