Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pattimura

Pemindanaan terhadap pelaku penanggaran narkotika sering dikenakan pidana berat,
namun bagi para calon pelaku tidak ada efek jera, bahkan pelaku residivis atau pengulangan juga
tidak pernah merasa jera. Oleh sebab itu perlu dicari alternative penyelesaian penyalahgunaan
narkotika secara lebih efektif agar dapat menimbulkan efek jera baik kepada pelaku maupun
calon pelaku.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa makna dan tujuan penjatuhan sanksi pidana
terhadap penyalagunaan narkotika, sehingga para pelaku atau calon pelaku menjadi jera, serta
menganalisis tujuan penjatuhan pidana berat bagi para pelaku penyalahgunaan narkotika
dipandang dari teori-toeri pemindanaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
“Yuridis Normatif”, dan bersifat deskriptif analisis, pendekatan penelitian menggunakan
pendekatan undang-undang, pendekatan kasus, dan pendekatan konseptual. Teknik pengumpulan
bahan hukum melalui studi kepustakaan, kemudian analisis bahan hukum yang digunakan adalah
kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa masalah jera atau tidaknya seseorang tidak
ditentukan oleh berapa besar sanksi yang diberikan, karena pemberian sanksi dan jera tidaknya
sesorang bergantung dari sikap orang dan masyarakat terhadap pidana yang dirasakannya.
Pandangan tori-teori pemindanaan terhadap penjatuhan pidana berat terhadap pelaku
penyalaguna narkotika tidak selamanya dapat menyelesaikan masalah pelanggar hukum, baik
dilihat dari teori-teori hukum pidana klasik, hukum pidana modern maupun hukum pidana new
klasik, akan tetapi pada sistem pemindanaan yang dianut di suatu negara. Seyogyanya perlu
dikaji kembali pemberian pidana dan pemindanaan bagi pelaku tindak pidana narkotika melalui
proses peradilan.