Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pattimura

Terjadinya kekerasan dalam rumah tangga bermula dari adanya relasi kekuasaan yang
timpang antara lelaki (suami) dengan perempuan (istri). Kondisi ini tidak jarang
mengakibatkan tindak kekerasan oleh suami terhadap istrinya justru dilakukan sebagai bagian
dari penggunaan otoritas yang dimilikinya.sebagai kepala keluarga. Justifikasi atas otoritas
itu bisa lahir didukung oleh perangkat undang-undang negara atau persepsi-persepsi sosial
dalam bentuk mitos-mitos superioritas seorang laki-laki yang dipercayai masyarakat tertentu.
Penulis tertarik untuk membahas tentang kekerasan seksual didalam rumah tangga.
berdasarkan uraian diatas yang menjadi permasalahan adalah “ Bagaimana proses penyidikan
terhadap pelaku Kekerasan Seksual Dalam Rumah Tangga di Polres Pulau Ambon Dan P.P
Lease.?
Pendekatan masalah yang digunakan dalam penulisan ini bersifat “normatif”. Dengan
pendekatan di atas, maka penulisan skripsi ini tergolong “deskritif-analitis”,selanjutnya
dianalisis dan dibahas sehingga dapat “diskripsikan. Menggunakan bahan hukum primer,
sekunder dan terseir serta dianalisis secara kualitatif
Hasil dan pembahasan dari penulisan ini Proses penyidikan terhadap pelaku
Kekerasan Seksual Dalam Rumah Tangga yakni tersangka Munisin Rohani Alias Pa Le
terhadap korban Marsyem Alias Mar di Polres Pulau Ambon Dan P.P Lease dimana.
Penyidik kesulitan untuk dapat menemukan saksi yang lain karena kasus kekerasan yang
dialami korban tidak disaksikan oleh orang lain selain korban sendiri yang mengalami
kekerasan seksual oleh pelaku yang adalah suaminya didalam kamar. Penyidik berusahan
untuk dapat menemukan alat bukti lain yakni keterangan korban (saksi korban), visum et
repertum (bukti surat) ditambah dua orang saksi yang tidak mendengar, melihat dan
mengalami sendiri (tertimonium de auditu)