Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pattimura

Bentuk kejahatan perdagangan orang, khususnya perempuan dan anak yang banyak dipraktikkan sebagai kejahatan berdimensi lintas wilayah dalam negara maupun lintas negara (transnational organise crime) adalah perdagangan orang untuk tujuan exploitasi seksual atau pelacuran. Modus operasi kejahatan perdagangan orang untuk tujuan eksploitasi seksual ini dari waktu ke waktu semakin komplek dan semakin sulit dijerat hukum. Seperti yang terjadi di Kota Dobo, dimana seorang anak yang masih berusia 16 tahun bekerja di kafe/tempat karaoke “P”. Hal ini kemudian dilaporkan oleh ayah korban karena sudah beberapa kali dihubingi untuk menjemput dan membawa pulang korban namun dihalangi oleh pihak keamanan tempat ia bekerja. Kasus ini ditangani oleh Polres Kepulauan Aru namun hingga pelaku dan korban kemabli ke darah asalnya, kasus ini tidak selesai bahkan terkesan ditutup-tutupi. Sehingga masalah yang diangkat yaitu bagaimana penanganan tinndak pidana perdagangan orang oleh Polres Kepulauan Aru?. Metode penelitian yang digunakan yaitu jurudi normatif dengan tipe penelitian deskriptif analitis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada prinsipnya pihak Penyidik Satreskrim Polres Kepulauan Aru telah menangani kasus ini,namum terkendala karena belum tersedianya unit khusus yaitu Unit Pelayanan Perempuan dan Anak juga sumber daya manusia yang masih perlu ditingkatkan sehingga pelayanan penegakan hukum terkait tindak pidana khusus bisa berjalan dengan baik. Selain itu, perlu peran Pemerintah Daerah Kepulauan Aru bersama-sama dengan Polres Kepualaun Aru juga Akademisi untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait tindak pidana perdagangan orang.