Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pattimura

Wifi merupakan hotspot tanpa kabel yang biasa digunakan masyarakat untuk
melakukan berbagai aktivitas dengan orang-orang diseluruh dunia. Permasalahan
yang terjadi adalah Rita Mawara selaku konsumen memiliki itikad tidak baik
untuk mengambil jaringan wifi tanpa hak dengan menggunakan aplikasi
pemindai QR-Code telepon genggam Xiaomi yang mengakibatkan kerugian bagi
Sammy Talanila sebagai Pelaku usaha. Perbuatan Rita Mawara sudah melanggar
Undang-undang No. 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi, Pasal 22 dan
Undang-undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal 5 huruf
(b) dan (c).
Adapun penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis normatif dengan
tipe penelitian ini bersifat deskriptif analitis. Teknik pengumpulan bahan hukum
dengan melakukan penelitian kepustakaan terhadap bahan hukum yakni bahan
hukum primer, sekunder, tersier. Teknik analisis bahan hukum diperoleh dan
diklarifukasi secara kualitatif.
Hasil dari Penelitian ini adalah Rita mawara harus bertanggung jawab atas
tindakan perbuatan melawan hukum yang dilakukannya terhadap Sammy Talanila.
Undang-undang Telekomunikasi, Pasal 22 mengatakan “Setiap orang dilarang
melakukan perbuatan tanpa hak, tidak sah, atau memanipulasi; akses ke jaringan
telekomunikasi; dan atau akses ke jasa telekomunikasi; dan atau akses ke jaringan
telekomunikasi khusus.” Perbuatan tanpa hak merupakan tindakan yang tidak
memilki itikad baik. UUPK, Pasal 5 huruf (b) dan (c) menyebutkan Kewajiban
konsumen yaitu “ beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang
dan/atau jasa; dan membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati“.
Konsumen wajib mengetahui hak-hak pelaku usaha. Didalam UUPK, pasal 6 (a)
dan (b) menyatakan “hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan
kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan; serta hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan
konsumen yang beritikad tidak baik”.