Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pattimura

Nasabah pada industri perbankan di Indonesia relatif masih tertinggal. Banyaknya pengaduan negatif oleh nasabah kepada media massa berdampak langsung terhadap kredibilitas bank sebagai lembaga kepercayaan. Untuk menyikapi permasalahan tersebut, maka Bank Indonesia berkepentingan untuk meningkatkan perlindungan kepada nasabah melalui PBI tentang Mediasi Perbankan. Penyelesaian sengketa perbankan melalui mediasi dinilai dapat menjaga kepercayaan publik, sekaligus menlindungi nasabah dalam proses penyelesaian sengketa. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk mambahas tentang mediasi perbankan sebagai alternafif penyelesaian sengketa antara bank dan nasabah menurut PBI nomor 10/1/PBI/2008.
Metode Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif. Pendekatan hukum normatif yaitu pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah konsep-konsep serta peraturan perundang-undangan.
Hasil dan penelitian ini menjelaskan bahwa penggunaan mediasi sebagai metode penyelesaian sengketa pada mulanya bersifat sukarela (voluntary). Dalam sengketa perbankan yang berawal dari keluhan nasabah terhadap pelayanan suatu bank yang apabila tidak ditanggapi akan menimbulkan sengketa. Sengketa perbankan juga bisa terjadi karena hubungan kontrak antara bank dengan nasabah. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh nasabah dalam melakukan mediasi perbankan yaitu nasabah melakukan pertemuan dengan pihak bank untuk meminta penjelasan untuk melakukan mediasi apabila telah paham dan mengerti maka nasabah dapat mengajukan proses mediasi ke pelaksanaan fungsi mediasi perbankan, nasabah mengikuti proses mediasi dengan baik dan menuangkan dalam suatu kesepakatan. Dalam hal ini juga penulis menjabarkan tentang keuntungan dan kelemahan dengan mediasi perbankan.