Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pattimura

Konflik etnis yang berlatar belakang agama di Myamar, berdampak pada krisis kemanusiaan khususnya kepada anak-anak. Terlebih lagi ditambah dengan alasan historis hingga berujung pada ketiadaan kewarganegaraan membuat Etnis Rohingya hidup bagaikan orang asing di negara sendiri sehingga hak dan kebebasan sebagai seorang manusia pun tidak dapat dilakukan dengan semestinya. Badan PBB untuk Urusan Anak (UNICEF) menyatakan anak-anak adalah bagian terbesar dari hampir 600.000 pengungsi Muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar. UNICEF menyebut anak-anak pengungsi Rohingya menyaksikan “neraka di bumi” karena harus hidup di kamp-kamp pengungsian yang penuh sesak, berlumpur dan tidak sehat di Bangladesh. Pemerintah Myamar telah gagal dalam mewujudkan perlindungan kepada pemenuhan hak – hak anak sebagaimana dimaksud dalam Konvensi Hak-Hak Anak dan merupakan sebuah kejahatan besar dan terstruktur.