Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pattimura

Dalam era globalisasi perkembangan komunikasi dan informasi berjalan pesat yang tak jarang menimbulkan masalah termaksud kebutuhan masyarakat mengenai informasi produk yang tertera pada label atau iklan susu kental manis (SKM). Hal ini terjadi karena label atau iklan produk susu kental manis (SKM) yang menganjurkan kepada anak-anak agar mengkonsumsi SKM 2 kali sehari, tetapi pada kenyataannya informasi nutrisi yang tertera pada label SKM tidak memenuhi standar kebutuhan nutrisi manusia setiap harinya sesuai ketentuan Pemenkes Nomor 30 Tahun 2013 yang telah diamendemen dengan Pemenkes Nomor 63 Tahun 2015. Berkaitan dengan permasalahan tersebut penulis ingin mengkaji tentang Tanggung Jawab Pelaku Usaha Atas Informasi Produk Yang Menyesatkan.
Penulis ini mempergunakan metode penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan, yang bersifat deskriptif analisis dengan mempergunakan pendekatan Perundang-undangan dan pendekatan konseptual.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 mengatur tentang perlindungan konsumen. Konsumen berhak atas informasi yang benar, karena pemberian informasi yang tidak memadai merupakan salah satu bentuk cacat produk atau cacat intruksi sehingga memberikan informasi yang benar merupakan kewajiban pelaku usaha. Akibat dari tidak terlaksanakannya kewajiban tersebut, maka menimbulkan kerugian bagi konsumen, kelebihan dalam mengkonsumsi SKM menimbulkan penyakit jangka panjang bagi konsumen terutama bagi anak-anak. Oleh sebab itu konsumen berhak memperjuangkan hak-hak dengan cara melakukan upaya hukum di dalam pengadilan maupun diluar pengadilan guna memberikan efek jera bagi pelaku usaha yang dengan sengaja mengabaikan hal dimaksud dengan tujuan memperoleh keuntungan.