Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pattimura

Masyarakat pada dasarnya merupakan suatu organisasi sosial yang selalu bergerak dan berubah. Dalam pandangan Ibnu Khaldun, konflik adalah bagian dari fitrah manusia sebagai elemen masyarakat yang selalu menuntut perubahan menyebabkan masyarakat tidak dalam kondisi yang stabil, terintegrasi, harmonis dan saling memenuhi. Berdasarkan hasil pengamatan kebiasaan minum-minuman keras di Negeri Seith sudah merupakan suatu hal yang sulit diatasi. Hal inilah yang memberi peluang kepada masyarakat untuk mengkonsumsi minuman keras (miras) secara bebas. Kondisi tersebut terjadi disebabkan kurangnya penertiban dan pengawasan yang baik dari pihak yang berwenang terhadap arus pemasukan maupun terhadap masyarakat pemakainya. Masalah penyalahgunaan minuman keras atau alkohol atau disebut juga masalah pemabukan kurang mendapat pengaturan didalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (selanjutnya disebut KUHP), bahkan pasal-pasal yang mengatur tentang masalah tersebut sedikit sekali dan sanksinya pun terlalu ringan. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Adapun permasalahan yang diangkat adalah Apakah ada hubungan antara perilaku kekerasan dengan pengguna minuman keras dalam masyarakat di Negeri Seith Maluku Tengah. Adapun metode yang digunakan adalah Metode Yuridis Empiris yang didukung dengan data lapangan berupa wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat di Negeri Seith.
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa faktor masalah dalam masyarakat negeri seith, yaitu masalah dikarenakan frustasi, pengalaman abuse dan mengonsumsi minuman keras didepan anak oleh orang tua laki-laki, budaya minum minuman keras dilingkungan bebas atau tempat terbuka, balas dendam, kurangmya pengetahuan agama (syariat islam) dan ekonomi yang lemah.