Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pattimura

Penilitian dalam skripsi ini mengenai Pembagian Waris Adat Di Tanah Negeri Hative Besar. Waris adat adalah proses pengoperan atau penerusan menurut kebiasaan hukum adat, kebiasaan manusia dimana hal tersebut dilakukan secara berluang-ulang dan terstruktur dan dapat disebut adat. Adat juga dalam konstitusi dikuatkan dalam Pasal 18B UUD NRI Tahun 1945, dengan demikian Negara mengakui dan menghormati kesatuan masyarakat hukum adat termasuk dalam hal pelaksanaan pemerintahan adat di dalamnya. Pada umumnya di Kota Ambon terdapat beberapa negeri adat yang merupakan bagian dari persekutuan masyarakat hukum adat yang masih menggunakan hukum adat dalam menjalankan pemerintahan maupun proses pewarisan. Masyarakat cenderung menganut sistem kekerabatan patrilineal yang menarik garis keturunan dari ayah sehingga posisi anak laki-laki, sangat berperan penting. Namun dalam hal pewarisan Negeri Hative Besar bukan hanya anak laki-laki tetapi anak perempuan juga mendapat bagian yang lebih besar jika dia, anak sebagian dalam kelurga.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penilitian Yuridis Normatif, tipe penilitian yang digunakan bersifat deskriptif analitis melakukan deskripsi terhadap bahan hukum.
Berdasarkan hasil penilitian menunjukkan bahwa proses pengoperan warisan berupa sebidang Tanah ataupun Rumah harta benda tidak bergerak yaitu rumah atau tanah baik kepda anak laki-laki atau perempuan bungsu dalam kedudukannya sebagai ahli waris yang mendapatkan hak waris lebih besar dari anak lainnya. Tetapi jika anak yang terakhir ini sudah menikah sebelum orang tuanya meninggal, ia akan mendapatkan bagian yang sama saja dengan kakak-kakaknya dan akan ditentukan oleh saniri Negeri Hative Besar bersma dengan Raja.