Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pattimura

Penelitian mengenai Perlindungan Terhadap Pemilik Merek Atas Pemalsuan Merek Spare Part Mobil Toyota didasari atas adanya pemalsuan merek spare part mobil toyota yang dilakukan oleh Hariono Prasetio. Secara pidana yang bersangkutan telah dilaporkan kepada Polda Bali dan diproses secara hukum dan berdasarkan Amar Putusan Hakim Pengadilan Negeri Denpasar yang memeriksa dan mengadili perkara pemalsuan merek tersebut, terdakwa Hariono Prasetio dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak Pidana "Memperdagangkan barang dan/jasa yang diketahui atau patut diketahui barang dan/jasa tersebut merupakan hasil pelanggaran. Namun demikian, putusan pidana tersebut tidak serta merta menghilangkan hak pemilik merek spare part mobil Toyota untuk menuntut ganti rugi secara perdata berdasarkan Pasal 83 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi geografis.
Adapun tujuan penelitian ini, yaitu mengkaji dan membahas perlindungan terhadap pemilik merek atas pemalsuan merek spare part mobil Toyota, sementara Jenis penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan sifat penelitian deskriptis analitis, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan konseptual (conceptual apprach) dan pendekatan Undang-Undang (statute approach).
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya secara perdata, Pasal 83 dan Pasal 84 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis telah memberikan perlindungan yang maksimal terhadap pemilik merek terdaftar, namun demikian, dalam kaitannya dengan pemalsuan merek spare part mobil toyota, dalam hal ini pemilik merek Toyota masih belum menggunakan hak yang telah dijamin dalam Undang-Undang tersebut untuk menuntut ganti rugi secara perdata kepada orang yang telah memalsukan merek yang dimaksud.