Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pattimura

Narapidana dalam status hukumnya merupakan seseorang yang bersalah (jahat) atas perbuatan yang dilakukannya. Kesalahan masa lalu narapidana janganlah menjadikan masyarakat sekitar memberikan cap (stigma) jahat kepada dirinya. Karena itu mereka tidak boleh kehilangan kontak dengan masyarakat agar merasa sama dengan masyarakat dan tidak mengalami keminderan dalam bergaul nantinya selepas menjalani masa pidananya.hal inilah yang disebut sebagai asimilasi atau pembauran narapidana ke dalam lingkungan masyarakat.
Pendekatan yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah dengan pendekatan hukum empiris.tipe penulisanya ini deskriptif-analitis, dengan menggunakan sumber bahan hukum primer, sekunder dan tersier dan selanjutnya dianalisis melalui cara derskriptif dengan menggunakan metode kualitatif.
Hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan yaitu: pertama pelaksanaan asimilasi di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Ambon umumnya berbentuk asimilasi kerja dengan pihak ketiga, kedua, banyaknya kendala-kendala yang dihadapi, sehingga menghambat kelancaran program asimilasi, ketiga,upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Ambon dalam pelancaran program asimilasi sudah cukup baik meskipun keluwesan dalam pelaksanaannya terkekang pada kerangka hukum yang ada, hanya saja hasil dari upaya ini masih belum terlihat secara faktual, keempat tujuan pemidanaan dan system pembinaan di Lembaga Pemasyaraktan klas II A Ambon juga sudah cukup baik dimana tujuan tersebut bertujuan untuk Membentuk warga binaan agar menjadi manusia yang seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat dan membebaskan rasa bersalah kepada terpidana.