Detail Cantuman
Advanced SearchSKRIPSI HUKUM PIDANA
Visum Et Repertum Bagi Proses Penyidikan Tindak Pidana Penganiayaan
Visum et repertum merupakan salah satu alat buktisurat yang biasa digunakan
dalam proses pembuktians suatu perkara pidana terutama di dalam proses penyidikan.
Dalam kasus-kasus pidana tertentu,penyidik sangat bergantung pada visum et
repertum untuk mengungkap lebih jauh suatu peristiwa pidana yang sedang
ditanganinya. Melihat kasus penganiayaan dikota ambon yang termaksut salah satu
tindak pidana yang paling banyak menjadikan pembuktian bantuan ahli sangat
diperlukan. Karena dari visum et repertum yang dilakukan oleh ahli forensik tersebut
penyidik dapat mengetahui kebenaran materil tersebur dari suatu penganiayaan dan
menindak lanjuti kasus tersebut.Adapun penulisan masalah yang akan penulis kaji
adalah bagai manakah fungsi visum et repertum dalam proses penyidikan tindak
pidana penganiayaan di Kepolisian Kota Ambon dan kendala yang dihadapi oleh
penyidik Kepolisian Kota Ambon dalam memanfaatka alat bukti visum et repertum
pada tindak pidana penganiayaan.
Metode yand digunakan dalam penulisan skripsi yang mengunakan pendekatan
yuridis sosiologis berifat deskriptif. Analisa data dilakukan secara kualitatif. Dari
penelitian yang telah penulis lakukan,keberadaan visum, et repertum ternyata selalu
dibuhtukan dalam setiap penyidikan tindak pidana penganiayaan di kota ambon.
Hasil visum et tepertum dari dokter ahli mutlak dicantumkan di dalam berkas perkara
penganiayaan yang disidik oleh penyidik.Adapun fungsi dari visum et repertum itu
sendiri bagi penyidik kota ambon: adalah memberikan petunjuk mengenai adanya
unsur penganiayaan dan unsure kesengajaan Visesum et repertum juga berfungsi
sebagai bukti permulaan bagi penyidik untuk melakukan penindakan lainya dalam
mengungkasuatu kasus tindak pidana penganiayaan dan keberadaan visum et
repertum penting untuk kelengkapan atau kesempurnaan berkasperkara tindak pidana
penganiayaan yang dibuat dan diserahkan penyidik kepada penuntut umum.
Sedangkan kendala yang dihadapi oleh penyidik dalam mempergunakan visum
et repertum adalah adanya penolakan dari korban ketika dimintai visum et repertum,
keterlambatan korban menyampaikan penganiayaan kepada polisi, dan penyidik tidak
dapat membaca hasil visum et repertum. Upaya yang dsilakukan untuk melengkapi
hasil visum et repertum tersebut antara lain dengan cara pemanggilan tersangka dan
korban, ,pemeriksaan dan penyitaan benda-benda yang dapat menjadi barang bukti
terjadinya tindak pidana penganiayaan, dan pemeriksaan tempat kejadian perkara
(TKP).
Ketersediaan
SP.1033 LES v1 | SP.1033 LES v | Perpus. Fak. Hukum (1 CD Skripsi Pidana) | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
SP.1033 LES v
|
Penerbit | Fakultas Hukum Unpatti : Ambon., 2018 |
Deskripsi Fisik |
-
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
SP.1033
|
Tipe Isi |
text
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain