Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Pattimura

Kejahatan kekerasan psikis dan fisik ringan serta kekerasan seksual yang terjadi didalam relasi antar suamiistri,
maka yang berlaku adalah delik aduan. Maksudnya adalah korban sendiri yang melaporkan kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT) yang dialaminya kepada pihak kepolisian.
Pihak kepolisian setelah menerima laporan atau aduan segera melakukan proses penyidikan. Penyidikan
adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini
untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang pidana yang
terjadi dan guna menemukan tersangkanya (pasal 1 butir 2 KUHAP).
Untuk kasus kekerasan dalam rumah tangga, pihak kepolisian dalah hal ini penyidik sulit untuk menemukan
bukti yang cukup karena tidak ditemukan saksi yang melihat maupun mengetahui peristiwa pidana
kekerasan dalam rumah tangga.. .Berdasarkan uraian diatas kemudian penulis mengangkat
permasalahan Bagaimana proses penyidikan terhadap kasus Kekerasan Seksual Dalam Rumah Tangga
Pendekatan masalah yang digunakan dalam penulisan ini bersifat “normatif”. Dengan pendekatan
di atas, maka penulisan skripsi ini tergolong “deskritif-analitis”,selanjutnya dianalisis dan dibahas
sehingga dapat “diskripsikan”
Berdasarkan Hasil dari pembahasan skripsi ini, yaitu Proses penyidikan terhadap pelaku
Kekerasan Seksual Dalam Rumah Tangga yang dilakukan oleh penyidik banyak mengalami
kesulitan dalam hal menemukan saksi-saksi yang lain karena kasus kekerasan yang dialami korban
tidak disaksikan oleh orang lain selain korban sendiri yang mengalami kekerasan seksual oleh
pelaku yang adalah suaminya didalam kamar. Penyidik berusahan untuk dapat menemukan alat
bukti lain yakni keterangan korban (saksi korban), visum et repertum (bukti surat) ditambah saksi
yang tidak mendengar, melihat dan mengalami sendiri (tertimonium de auditu).